Pada kondisi normal, asam urat seharusnya larut dalam darah dan ikut terbuang melalui urin. Akan tetapi, beberapa kondisi menyebabkan seseorang memiliki kadar asam urat tinggi dan gangguan pada proses pembuangan urin. Salah satunya adalah diabetes melitus tipe 2. Diabetes dan asam urat merupakan dua penyakit yang berbeda. Namun penderita diabetes kemungkinan memiliki risiko besar terkena asam urat, begitupun sebaliknya.

Menurut kajian Konsep Karnus, tingginya kadar asam urat dalam darah pada penderita diabetes dapat terjadi oleh beberapa sebab, antara lain:

  1. Pembentukan asam urat dapat berasal dari hasil metabolisme protein makanan yang mengandung purin. Selama purin yang ada di dalam tubuh seimbang, tidak akan ada masalah yang berpotensi mengganggu kondisi kesehatan. Namun, penyakit asam urat akan muncul saat purin yang masuk terlalu tinggi sehingga tidak lagi bisa diproses oleh tubuh.
  2. Banyaknya kematian sel yang terjadi karena sel kekurangan nutrisi. Sel yang mati akan memecah purin asam nukleat tubuh (DNA dan RNA) dan menghasilkan limbah metabolit berupa asam urat.
  3. Sistem metabolisme tubuh sedang membakar plak yang ada di pembuluh darah. Proses ini sebenarnya bisa dikatakan merupakan proses perkembangan yang baik bagi penderita diabetes. Artinya plak akibat timbunan lemak di pembuluh darah sedang dalam proses dihilangkan dan memungkinkan terjadinya perbaikan resistensi insulin. Namun, pada saat pembakaran plak tersebut, banyak ATP (energi simpanan) yang akan langsung berubah menjadi AMP. AMP inilah yang kemudian akan dibuang melalui urin dalam bentuk asam urat.

Umumnya penderita diabetes melitus tipe 2 tidak mampu menggunakan insulin dengan baik dan glukosa menumpuk di luar sel, yang kemudian dikenal dengan sebutan resistensi insulin. Tingginya kadar gula dalam darah akan membuat ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan gula melalui urin. Jika berlangsung secara terus menerus maka ginjal akan mengalami penurunan fungsi filtrasinya.

Pada penderita diabetes yang terjadi gangguan fungsi ginjal, kelebihan purin yang ada di darah tidak bisa dikeluarkan melalui urin. Kondisi ini berpotensi memicu hiperurisemia dan memperparah resistensi insulin. Kadar purin yang semakin tinggi di dalam darah lama kelamaan akan teroksidasi menjadi asam urat yang akan menumpuk di peredaran darah. Asam urat ini kemudian terbawa aliran darah dan terjebak di persendian. Penumpukan asam urat pada penderita diabetes akan menyebabkan munculnya rasa nyeri pada sendi bahkan disertai dengan bengkak dan kemerahan.

Persendian paling umum yang terdampak asam urat adalah jempol kaki, namun tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh pada persendian lainnya seperti pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku dan lutut. Bila kondisi ini dibiarkan maka bisa menyebabkan gout kronis (asam urat kronis) bahkan merusak persendian secara keseluruhan.

Pada kondisi sebaliknya, asam urat pun dapat meningkatkan risiko diabetes. Tingginya kadar asam urat atau hiperurisemia membuat stress oksidatif dengan menginduksi produksi spesies oksigen reaktif (ROS) atau sering disebut radikal bebas yang akan mengganggu jalur persinyalan insulin dan menciptakan keadaan peradangan yang mengurangi sensitivitas insulin.