Menjaga kesehatan pencernaan merupakan aspek penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kondisi pencernaan yang baik akan memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi optimalnya. Salah satu yang memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan pencernaan adalah mikroorganisme baik bernama probiotik. Probiotik seperti Escherichia coli Nissle 1917 dan bakteri asam laktat saat ini digunakan untuk mencegah atau mengobati berbagai penyakit usus termasuk peradangan penyakit usus, sembelit, dan kanker usus besar [1].

 

Bagaimana cara probiotik membantu kesehatan kita sangatlah komplek, dimulai dari kolonisasi lalu kemudian melakukan normalisasi mikrobiota dalam sistem pencernaan. Mikroorganisme probiotik harus bisa membentuk koloni dan memperbanyak jumlah untuk bisa bertahan dalam ekosistem usus. Pada anak kecil, kolonisasi probiotik dimulai sebelum lahir hingga ia dewasa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan koloni probiotik; keadaan genetik, metode melahirkan, penggunaan antibiotik, metode menyusui dan tipe asupan makanan serta kondisi sang ibu. Setelah terbentuk koloni maka mikroorganisme probiotik harus bisa hidup dalam keadaan normal dalam ekosistem usus. Kemampuan menempel pada dinding usus merupakan aspek penting bagi keberlangsungan hidup mikroorganisme probiotik agar tidak ikut terbuang bersama kotoran. Normalisasi teradi ketika mikroorganisme probiotik membentuk koloni lebih besar dan berkembang biak dalam usus. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa jumlah dan komposisi jenis mikroorganisme dalam sistem pencernaan akan menentukan keberhasilan normalisasi ekosistem usus untuk membantu sistem pencernaan. Ketidakseimbangan jumlah dan jenis mikroorganisme probiotik berdampak pada kesehatan tubuh seseorangg. Namun, ketika keseimbangan terjadi mikroorganisme probiotik akan membantu tubuh melawan penyakit [2].

 

Pada manusia dan hewan monogastrik, peran probiotik sangatlah besar, salah satunya adalah mengambil zat-zat yang masih berguna pada limbah makanan sebelum dibuang menjadi feses. Probiotik yang ada di usus sangat beraneka ragam dan terkendali, apabila jumlahnya melebihi batas maksimal maka bisa memicu terjadinya diare dan penyakit lainnya. Lalu, apakah probiotik penting? Tentu, probiotik memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pencernaan. Namun, apakah menambah konsumsi probiotik juga perlu dilakukan?

 

Pada dasarnya, tubuh tubuh manusia sudah sangat canggih dalam mengendalikan mikroorganisme ini. Oleh karena itu, yang perlu kita lakukan adalah menjaga keseimbangan dan kelancaran proses metabolisme tubuh ini. Kunci utama dan syarat dasar dari kelancaran metabolisme adalah kinerja lambung yang optimal dan makanan yg bergizi. Jika kita melakukan intervensi langsung pada mikroorganisme tubuh dengan menambahkan bakteri baik dalam pencernaan dengan cara mengonsumsi probiotik dalam jumlah besar, maka akan terjadi ketidakseimbangan mikroorganisme dan tujuan kesehatan seutuhnya tidak akan tercapai. Konsumsi makanan bergizi yang bisa dicerna oleh tubuh sepert AG sereal, pastikan juga makanan yang kita konsumsi memiliki kemampuan untuk menetralisir radikal bebas agar tidak merubah keseimbangan kimia didalam sistem pencernaan kita. Konsumsi ALGATEA rutin sehari sekali membantu menangkal radikal bebas.

 

Refrence :

[1]          Plaza-Diaz, J., Ruiz-Ojeda, F. J., Gil-Campos, M., & Gil, A. (2019). Mechanisms of Action of Probiotics. Advances in Nutrition, 10, S49–S66.

[2]          Behnsen, J., Deriu, E., Sassone-Corsi, M., & Raffatellu, M. (2013). Probiotics: Properties, examples, and specific applications. Cold Spring Harbor Perspectives in Biology, 5(4), 1–15.