Beberapa hari ini (Nov 2022) saya mempelajari DNA, mulai dasar – dasarnya hingga fitur yang sangat berpengaruh langsung pada sifat hingga umur hidup sebuah sel. DNA yang bersemayam dalam inti sebuah sel setiap waktu harus menerima informasi lalu memproses untuk melakukan suatu tindakan dalam wujud translasi dan replikasi hingga repairing. Semua hal yang dilakukan tersebut juga dicatat dalam sandi – sandi DNA sampai sel tersebut mati.

Disela – sela belajar tersebut, saya teringat lagunya Chryse yang berjudul "Ketika tangan dan kaki berkata". Lagu ini ditulis oleh Taufik Ismail yang isinya menggambarkan Surat Yasin 65. Lalu saya terdiam dan melihat bukti itu pada tingkah polah DNA yang salah satunya adalah ‘me-record’ apapun kegiatan sel yang diperintahkan oleh pemilik tubuh ini kepadanya. Coba kita renungkan, pada saat sebuah sel mengalami mitosis (proses pembelahan sel), apakah sel yang baru lahir mengalami masa kanak – kanak yang harus diajari atau apakah langsung bertugas sebagai pengganti sel yang mati? Kalau langsung bertugas, dari mana dia mengetahui tugas terakhir dari pendahulunya?

Bapak Ibu, ternyata semua catatan kehidupan sel selama dia hidup akan ditulis secara runtut dan rapi dalam sandi – sandi untaian DNA. Catatan itu sangat lengkap dan detail, kemudian catatan itu yang diwariskan kepada sel penerusnya pada waktu mengalami mitosis sehingga sel – sel yang lahir langsung bisa bertugas dengan membaca sandi yang sudah tertanam di DNA-nya. Kalau ada waktu, Bapak Ibu sempatkan membuka kembali pengetahuan tentang inti sel, DNA, replikasi, transkripsi, translasi, telomers dan epigenetik. Kemungkinan catatan – catatan itu yang akan dibuka kembali sehingga semua sel – sel penyusun organ tangan dan kaki itu bisa berkata tentang apa yang dilakukan dalam organisasi tubuh seorang manusia selama masih hidup. Catatan DNA ini sangat lengkap tentang apapun kondisi yang dialami sel. Apakah dia tercukupi, kelaparan, terdzolimi, gaya hidup manusianya, pengobatannya, digempur racun hingga kegiatan dia semasa hidup.

Mungkin pendapat saya ini akan dinilai berlebihan, tapi silahkan dibuka materi DNA dan memahaminya hingga filosofinya. Syarat untuk sampai ke filosofi harus memahami hal – hal dasar terlebih dahulu, jangan langsung loncat ke filosofi. Salah satu contoh manfaat dari memahami DNA; pada saat kita bertemu dengan pasien kanker, kita akan berfikir apa saja yang telah dialami pasien ini sehingga ada sel – sel yang berubah kode DNAnya. Kalau sampai lahir sel – sel abnormal, berarti gempuran terhadap DNA sudah melebihi batas kemampuan repairing-nya. Kemudian kita mitigasi, apakah DNA yang sudah rusak yang ada pada sel – sel kanker ini apakah masih bisa diperbaiki atau sudah permanen?

Kalau masih bisa diperbaiki, maka segera hentikan pintu – pintu masuk perusaknya. Kalau seandainya sudah permanen, maka lakukan 2 langkah bersamaan:
1. Tutup pintu masuk perusaknya supaya sel – sel yang masih sehat tidak menjadi rusak.
2. Aktifkan fitur apoptosis yang sudah ada di organisasi tubuh pasien ini.

InsyaAllah apabila masih ada waktu akan mendapat perbaikan yang nyata dan insyaAllah diberi kesembuhan oleh Sang Pencipta. Langkah ini hanya garis besar, sehingga harus disambungkan dengan Algoritma kehidupan, yaitu semua kehidupan di dunia ini membutuhkan energi. Maka segera sambungkan dengan ilmu pembangkitan ATP pada sel dan sistem tubuh ini yang sudah kita pelajari dalam Konsep Karnus.

Adanya skema Epigenetik ini menjadi ‘window of opportunity’ bagi siapapun manusia yang sakit yang ingin kembali memperbaiki dirinya untuk menggapai kesembuhan. Keberadaan Konsep Karnus adalah berusaha mengkoneksikan antar ilmu dasar menjadi serangkaian sistem terpadu untuk kembali ke Algoritma yang telah ditulis oleh Pencipta. Epigenetik adalah kegiatan menulis dan menghapus catatan kehidupan yang telah dilakukan oleh setiap manusia. Oleh karena itu, apabila kita melakukan kesalahan maka akan ditulis dan diejawantahkan dalam kondisi nyata, yaitu suatu problem atau penyakit. Demikian juga pada saat kita perbaikan, maka dia pun menghapus dan menulis perbaikannya lalu diejawantahkan dalam bentuk nyata yaitu kesembuhan. Setelah membaca tulisan diatas, maka Bapak, Ibu bisa melanjutkan dengan melihat video penjelasan singkat tentang epigenetik dibawah ini.



Semoga bermanfaat dan bagi Bapak Ibu Alumni terdahulu, semoga tidak bosan dengan repost tulisan saya ini. Iwan Benny Purwowidodo (Founder Konsep Karnus)