Penanya :
Selamat pagi Pak Iwan, saya menjumpai pasien diabetes dengan nilai Gula Darah Acak (GDA) sangat tinggi. Lalu diberi cuka apel dan air soda menunjukan penurunan dari nilai tidak terdeteksi menuju 180 mg/dl. Pasien ini juga menerapkan Konsep Karnus dengan kondisi SGPT yang sudah tinggi. Kira – kira metabolisme apa yang terjadi pada tubuh pasien ini ketika mengkonsumsi air soda tawar + cuka apel yang faktanya menyebabkan penurunan gula darah? Apabila hal ini dilakukan setiap hari, apa yg akan terjadi?
Jawaban Bapak Iwan Benny Purwowidodo :
Air soda dibuat dg reaksi sbb: H2O + CO2 --> H2(CO3), Jadi hasil reaksi diatas adalah H2CO3 yaitu asam karbonat sehingga bersifat asam. Ketika mengkonsumsi air soda, harus dipastikan dinding lambungnya kuat karena air soda bersifat asam. Apabila dinding lambung bermasalah, lalu mengkonsumsi soda akan memperburuk kondisi lambung.
Sedangkan Cuka apel atau Apple Cider Vinegar (AVC) merupakan cuka yang terbuat dari sari apel yang difermentasi. Kandungan nutrisi dalam cuka apel dipercaya bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan mulai dari masalah lambung hingga membantu menyembuhkan diabetes [1]. Menurut penelitian, cuka apel mengandung asam asetat, pectin, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, biotin, folic acid, niacin pantothenic acid dan vitamin C. Selain itu cuka apel juga mengandung micronutrient seperti potassium, kalsium, magnesium dan fosfor [2].
Cuka apel menjadi salah satu pangan fungsional yang digunakan sebagai suplemen untuk membantu penyembuhan diabetes. Dalam beberapa laporan penelitian, acetic acid (bukan dalam bentuk senyawa sodium acetate) dalam cuka apel dapat mengurangi kadar gula postprandial. Disisi lain, efek penurunan kadar glukosa terbukti ketika cuka apel dikonsumsi bersamaan dengan karbohidrat kompleks. Penelitian pada penderita diabetes tipe 2 menunjukkan konsumsi cuka apel mengurangi hyperglycaemia, hyperinsulinaemia dan hypertriglyceridaemia tanpa mempengaruhi proses lipolisis [3].
Konsep Karnus sebagai metode pengobatan integratif bagi penderita diabetes menyarankan untuk mengkonsumsi cuka apel dalam jumlah terbatas. Mengapa demikian? Pada dasarnya, rumus kimia cuka apel (CH3-COOH) hampir mirip dengan asetil CoA (CH3-COCoA). Kondisi gula darah tinggi pada penderita diabetes dan ketidakmampuan tubuhnya dalam memetabolisme lemak akan mengubah Acetyl-CoA yang dihasilkan dari asam asetat tersebut menjadi badan keton (Keton Bodies), sehingga sumber energi utama sel dari glukosa dan asam lemak juga akan dialihkan menjadi keton. Proses perubahan asam asetat menjadi keton bodies disebut dengan ketogenesis [4].
Ketika terjadi ketogenesis, proses glukoneogensis terhenti seiring dengan penurunan kadar gula darah. Namun, produksi badan keton yang melonjak tentu juga akan memberikan efek lain bagi tubuh seperti yang banyak dijelaskan dalam beberapa penelitian [5][6][7][8]. Secara ringkas, resiko kesehatan yang akan terjadi antara lain :
- Resiko asidosis terbuka lebar.
- Kegagalan regenerasi DNA akibat kekurangan gula pada semua sel (perlu diingat bahwa setiap DNA dan RNA butuh ribosa—gula pentosa).
- Terjadi pemecahan protein pada sel sel otot yang menyebabkan naiknya BUN dan memperberat liver. Hal ini terjadi sebagai kompensasi pada saat darah mengasam sehingga sel otot akan memecah protein sebagai bahan bakar.
- Kerja sel liver makin berat.
- Meningkatkan risiko fatty liver, sirosis dan komplikasi akut lainnya.
Berdasarkan kajian diatas, cuka apel dapat dikatakan bersifat simptomatik. Apabila kita menggunakan cuka apel, perlakukan hanya sebagai obat dan segera lakukan perbaikan metabolisme sesuai Algoritma Sang Pencipta secara menyeluruh. Konsumsi cuka apel bisa dilakukan seminggu sekali dalam dosis kecil. Selain itu imbangi konsumsi cuka apel dengan makanan yang mengandung nutrisi untuk sel seperti AG sereal dan Algatea. Perbaikan pola hidup juga akan lebih berdampak pada kesehatan dan kondisi ideal tubuh. Atur pola makan, olahraga, istirahat yang cukup dan jangan lupa berjemur untuk mencukupi kebutuhan vitamin D.
Refrence:
[1] Moore Je. Natural standard herb and supplement guide: an evidence-based reference. Ulster med- j. 2010 sep;79(3):152–3. pmcid: pmc3284725.
[2] Akanksha, Singh & Mishra, Sunita. Study about the nutritional and medicinal properties of apple cider vinegar. Asian Journal of Science and Technology. 2017 dec;vol-8.
[3] Hlebowicz J, Darwiche G, Björgell O, Almér LO. Effect of apple cider vinegar on delayed gastric emptying in patients with type 1 diabetes mellitus: a pilot study. BMC Gastroenterol. 2007 Dec 20;7:46. doi: 10.1186/1471-230X-7-46. PMID: 18093343; PMCID: PMC2245945.
[4] Dhillon KK, Gupta S. Biochemistry, Ketogenesis. [Updated 2023 Feb 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493179/
[5] Nakagawa Y, Shimano H. CREBH Regulates Systemic Glucose and Lipid Metabolism. Int J Mol Sci. 2018 May 08;19(5) [PMC free article] [PubMed]
[6] Youngson NA, Morris MJ, Ballard JWO. The mechanisms mediating the antiepileptic effects of the ketogenic diet, and potential opportunities for improvement with metabolism-altering drugs. Seizure. 2017 Nov;52:15-19. [PubMed]
[7] Cardoso L, Vicente N, Rodrigues D, Gomes L, Carrilho F. Controversies in the management of hyperglycaemic emergencies in adults with diabetes. Metabolism. 2017 Mar;68:43-54. [PubMed]
[8] Qiu H, Novikov A, Vallon V. Ketosis and diabetic ketoacidosis in response to SGLT2 inhibitors: Basic mechanisms and therapeutic perspectives. Diabetes Metab Res Rev. 2017 Jul;33(5) [PubMed]



