Vitamin D sering disebut sebagai 'vitamin sinar matahari', dan bukan tanpa alasan. Unik di antara vitamin lainnya, Vitamin D tidak hanya diperoleh dari diet, tapi juga diproduksi oleh tubuh kita sendiri, sebuah proses ajaib yang terjadi ketika kulit kita bersentuhan dengan sinar matahari. Fungsinya dalam tubuh manusia adalah multifaset, tidak hanya esensial dalam membangun tulang dan gigi yang kuat melalui penyerapan kalsium dan fosfat, tetapi juga sebagai regulator kunci dalam sistem imun.

Vitamin D adalah turunan steroid yang dibuat dari kolesterol. Ini berarti bahwa, tidak seperti vitamin lainnya, Vitamin D juga berfungsi mirip hormon, memberikan perintah kepada sel-sel target, termasuk sel-sel dalam sistem imun kita. Sumber vitamin D berasal dari dua tempat utama: makanan hewani dan produksi internal tubuh kita melalui kulit. Proses pembuatan vitamin D dalam tubuh dimulai dengan kolesterol yang, dengan bantuan enzim, diubah menjadi 7-dehydrocholesterol. Kemudian, dengan sedikit bantuan dari sinar UVB, ia bertransformasi menjadi pre-vitamin D, dan melalui proses isomerisasi menjadi Vitamin D (cholecalciferol).

Pembuatan cholecalciferol memerlukan kolesterol yang cukup dalam sel kulit, yang memerlukan sistem metabolisme tubuh yang berfungsi dengan baik. Hal ini mengingatkan kita pada pelajaran penting dari Konsep Karnus tentang sistem transportasi lemak dan kolesterol. Untuk memastikan lemak dan kolesterol dapat diserap oleh sel kulit, diperlukan ketersediaan enzim dan lipoprotein yang tepat, yang keduanya sangat bergantung pada asam amino dari protein yang kita konsumsi.

Namun, ada tantangan kesehatan yang mungkin mengganggu proses ini, seperti maag dan penggunaan obat penetral asam lambung yang dapat menghambat pemecahan protein menjadi asam amino. Ini menegaskan betapa pentingnya menjaga kondisi asam lambung untuk produksi Vitamin D, sebuah proses yang membutuhkan lingkungan lambung yang sangat asam.

Menariknya, peran sinar matahari dalam pembuatan Vitamin D hanya datang pada tahap akhir, setelah sel kulit mampu memproduksi 7-dehydrocolesterol. Tanpa kolesterol ini, berjemur di bawah sinar matahari tidak akan efektif—bahkan bisa dianggap sia-sia. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan menerapkan Konsep Karnus, serta mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup, menjadi kunci untuk memaksimalkan produksi Vitamin D dalam tubuh.

Jadi, sebelum Anda menganggap kolesterol sebagai musuh, ingatlah perannya yang penting dalam membantu tubuh kita menghasilkan 'vitamin sinar matahari' ini. Mari kita hargai kolesterol dalam konteks yang benar, menjaga kesehatan tubuh kita secara keseluruhan sambil menikmati manfaat tak terhingga dari Vitamin D.

Jadi... jangan benci dengan Kolesterol ya